Tampilkan postingan dengan label Perilaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perilaku. Tampilkan semua postingan

Rabu, 18 April 2012

HOROR UJIAN NASIONAL DAN TRYOUT-TRYOUT-NYA BELUM BERAKHIR



Naskah ini dimuat dalam catatan Facebook Untung Sudrajat (Untung S. Drazat)
Ditulis sebagai bentuk keprihatinan saya, sebagai praktisi pendidikan atas kebijakan pemerintah mengenai Ujian Nasional (UN). Sebenarnya, tulisan ini difokuskan pada fenomena UN di jenjang sekolah dasar. Tetapi bisa juga diproyeksikan untuk jenjang-jenjang pendidikan di atasnya...

Ujian nasional dan tryout-tryout-nya hadir kembali menjadi horor dan penyiksaan anak-anak sekolah. Inilah keprihatinan tahunan yang tak berubah juga....Benar-benar iba saya mencermati anak-anak kelas 6 yang tampak amat keletihan dalam menempuh tryout jelang ujian nasional. Bayangkan anak-anak sekolah dasar berusia 11-13 tahun ini menjalani tryout 9 kali untuk 3 pelajaran. Alhasil, sebanyak 27 kali tryout harus mereka jalani! Rinciannya: 5 kali tryout hasil kerjasama dengan sebuah penerbit di Jakarta; 1 kali tryout tingkat provinsi; 1 kali tryout tingkat kotamadya; dan 2 kali tryout tingkat kecamatan).

Selasa, 10 Mei 2011

IBU YANG STRES SAAT HAMIL, ANAKNYA BERISIKO HIPERAKTIF

Dikutip dari: http://health.detik.com/read/2011/05/10/100841/1636146/764/ibu-yang-stres-saat-hamil-anaknya-berisiko-hiperaktif  


London.  
Pengalaman baru dan perubahan mood yang terjadi pada wanita hamil tak jarang membuatnya stres. Sebaiknya segera atasi stres dengan baik, karena stres pada ibu hamil bisa membuat bayi berisiko hiperaktif atau ADHD.

Studi yang dilakukan oleh peneliti Institute of Psychiatry, King's College, London menemukan bahwa stres selama kehamilan mengarah pada keberadaan hormon stres dalam rahim, yang akhirnya dapat membuat anak susah diatur dan cepat marah.

 

Anak-anak yang terkena stres ibu saat berada di dalam rahim lebih rentan untuk menderita ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) dan memiliki masalah emosional lain yang membuat sulit bagi untuk memiliki hubungan yang baik dengan teman sebaya.

Selasa, 27 Januari 2009

THE FORGETTER

(Si Pelupa)

A. Perilaku
Sikap-sikap dan tindakan khas anak ini di rumah maupun di sekolah .
1. Tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah.
2. Tidak membawa alat dan perlengkapan sekolah ke kelas.
3. Lupa untuk memenuhi tanggung jawabnya.
4. Terus-terusan meminjam alat dan perlengkapan kepada siswa lain.
5. Ingin keluar kelas untuk mengambil alat perlengkapan-nya yang tertinggal.
6. Tampak bingung dan linglung karena lupa.
7. Tidak mengembalikan sesuatu (misalnya pensil atau uang) yang pernah
dipinjamnya.

Rabu, 05 Desember 2007

THE SHOW OFF

Diterjemahkan dari artikel di website
disciplinhelp.com




A. PERILAKU


Sikap dan perilaku tertentu yang ditunjukkan anak ini di rumah dan di sekolahnya:


  1. Tampak seperti siswa yang baik.
  2. Rangkingnya bagus.
  3. Inginnya semua orang tahu bahwa dirinya cerdas.
  4. Mencari perhatian dan penghargaan melalui kegiatan kelas dan ulangan.
  5. Bertindak superior.
  6. Mendominasi dan meremehkan masukan dari orang lain.
  7. Menampakkan perilaku kompetitif yang ditempatkannya secara salah, sehingga timbul suasana konfrontatif atau pertentangan.
  8. Berjuang mati-matian agar bisa diterima dan dapat menjalin hubungan baik.
  9. Merasa senang apabila teman sekelasnya tidak bisa menjawab soal.
  10. Mungkin ia amat kreatif.
  11. Selalu melihat dengan cara yang berbeda kalau melakukan sesuatu.


Selasa, 02 Oktober 2007

ANAK ANDA INGIN SELALU DIPUJI?

Oleh Paul Kropp
Alih Bahasa: Untung S Drazat
[
dari Readers Digest, Edisi Juli 2000]



Dewasa ini, perasaan rendah diri muncul sebagai “avitaminosis emosional” yang bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Karena pertumbuhannya yang begitu pesat, rasa percaya diri seakan-akan tak bisa dikendalikan lagi. Layaknya sebuah rak buku yang melengkung karena jumlah bukunya kebanyakan, anak kita seakan berada di ambang “anemia emosional” jika kita lupa memberi pujian kepadanya.
 
Beberapa tahun yang lalu, saya mengajar seorang anak. Mike namanya. Kedua orangtuanya adalah dokter yang berulang kali menyatakan bahwa Mike tidak bisa lagi meningkatkan kemampuannya. Dan hal itu dinyatakan pula secara langsung kepada Mike sendiri. Mike pun stress lalu menjadi sering tampak gagap dan gugup. Bahkan, saat ia memperoleh nilai ulangan di atas rata-rata ia tetap menampakkan gejala itu. 


Selanjutnya . . .