Rabu, 05 Desember 2007

THE SHOW OFF

Diterjemahkan dari artikel di website
disciplinhelp.com




A. PERILAKU


Sikap dan perilaku tertentu yang ditunjukkan anak ini di rumah dan di sekolahnya:


  1. Tampak seperti siswa yang baik.
  2. Rangkingnya bagus.
  3. Inginnya semua orang tahu bahwa dirinya cerdas.
  4. Mencari perhatian dan penghargaan melalui kegiatan kelas dan ulangan.
  5. Bertindak superior.
  6. Mendominasi dan meremehkan masukan dari orang lain.
  7. Menampakkan perilaku kompetitif yang ditempatkannya secara salah, sehingga timbul suasana konfrontatif atau pertentangan.
  8. Berjuang mati-matian agar bisa diterima dan dapat menjalin hubungan baik.
  9. Merasa senang apabila teman sekelasnya tidak bisa menjawab soal.
  10. Mungkin ia amat kreatif.
  11. Selalu melihat dengan cara yang berbeda kalau melakukan sesuatu.






B. AKIBAT-AKIBAT
Dampak perilaku anak terhadap guru dan teman sekelasnya dan terhadap keluarga dalam lingkungan rumahnya.


  1. Sebagaimana dialami teman sekelasnya, guru pun diremehkan anak ini.
  2. Kebanyakan teman sekelasnya tidak menyukai anak ini, karena kelebihan yang dimilikinya dinggap merugikan pihak lain.
  3. Kebebasan berekspresi di kelas menjadi terhambat.
  4. Waktu yang dimiliki guru banyak tersita untuk menangani siswa ini saja.
  5. Siswa yang lain menjadi takut menglami kegagalan.
  6. Guru bisa merasa tertekan.


C. TINDAKAN / PENANGANAN


Identifikasi penyebab gangguan perilakunya.
  • Tentukan kebutuhan yang ditunjukkan siswa.
  • Mempergunakan metode, prosedur, dan teknik-teknik khusus, baik di sekolah maupun di rumah, agar perilaku anak dapat dimodifikasi.
  • Penyebab Utama: Siswa ingin diakui keberadaannya.
  • Perhatian : Siswa ini memanfaatkan modal pengetahuannya untuk meraih perhatian.
  • Power: Siswa ini juga memanfaatkan pengetahuannya untuk meraih power.
Penting Diketahui
Seksualitas: Ada kemungkinan siswa ini memiliki upaya yang tidak wajar dalam menjalin hubungan (dengan lawan jenis), akibatnya ia menampakkan perilaku suka pamer.
Rasa Sakit: Umumnya orang tidak ingin kemampuan intelektualnya dipermasalah-kan. Perilaku siswa ini mengarah pada upaya menghindari ‘rasa sakit’ semacam itu.
Kebutuhan Sekunder
  • Siswa ini memanfaatkan penge-tahuannya untuk menjadi bagian dari suatu kelompok.
  • Kelompok yang ingin dimasuki anak itu acapkali memang menolak pola perilakunya.
    Melalui pengetahuan yang dilimikilnya, siswa ini ingin menunjukka bahwa ia patut diperhitungkan.
  • Melalui pengetahuan yang dimilikinya siswa ini ingin menunjukkan bahwa ia layak diperhitungkan.
STRATEGI PEMBELAJARAN
  1. Akuiah dulu bahwa siswa ini memang memiliki sesuatu yang layak dibanggakan.
  2. Perhatikanlah perilakunya, akan tampak bahwa perhatian yang Anda berikan dapat menjadi motivasi baginya.
  3. Secara pribadi, tawarkan kerja sama apa yang dapat Anda berikan kepadanya untuk membantu agar tindakan dan perilakunya dapat diterima anak yang lain. Sangatlah mudah untuk menunjukkan kebalikan perilaku yang telah dilakukannya. Sebenarnya, cara seperti itu sekadar memberi tahu kepadanya bahwa perbuatannya itu membuat orang lain menjauhinya.
  4. Dalam menangani mereka gunakanlah strategi tak langsung. Katakanlah, “Saya memang menghargai minat dan pengetahuan kamu. Tapi, agar proses pembelajaran bisa berlangsung efektif bagi semua siswa kelas ini, ada beberapa hal yang saya ingin kamu melakukannya dalam diskusi kelas nanti. Jika kamu melakukannya, berarti kamu telah membantu siswa yang lain, dan mereka akan menganggap kamu mempunyai sesuatu yang berguna dan bisa saling berbagi.” Biasanya siswa akan menyimak dengan sungguh-sungguh uraian yang memang baik dan wajar tadi. Pendekatan ini memberikan kesempatan pada siswa untuk berinisiatif memilih sendiri perubahan perilakunya tanpa mengurangi harga dirinya. Dengan demikian, ia tak akan menolaknya.
  5. Apa-apa yang harus dilakukan siswa perlu diuraikan secara jelas dan spesifik. Jelaskan pula semua alasannya.
  6. Berikanlah selalu peran pemimpin kepadanya, jika dia memenuhi permintaan Anda. Yakinkanlah dia bahwa benar-benar Anda yang mengungkapkan hal itu. Ini merupakan salah satu jenis reward (peng-hargaan) yang dibutuhkannya.
  7. Akhirnya, hargailah semua perbaikan perilakunya. Kemukakan kepadanya, “Saya menghargai atas bantuan kamu, sehingga kelas ini menjadi lebih baik lagi.” Ini juga merupakan suatu pendekatan yang strategis dalam memenuhi keinginan siswa, yakni: perhatian dan penghargaan.
  8. Janganlah memberi tanggapan yang negatif atau kasar terhadap respon siswa. Cara Anda menjawab dan bertanya kepada siswa ini akan mempengaruhi siswa yang lain. Bahkan jika pertanyaan atau jawaban itu kurang baik, respon Anda tetaplah penting.
  9. Ingatlah, siswa yang lain mungkin saja berpikir, “Jika dia (guru) memperkirakan jawaban itu salah, sudah sepatutnya ia mendengarkan jawabanku. Tapi, aku tidak akan berkata apapun di kelas kecuali kalau aku yakin jawabanku benar.” Para siswa belajar dari segala yang dilakukan guru –terutama dalam cara merespon.
D. KEKELIRUAN
Kekeliruan dan kesalahkaprahan penanganan yang memberat masalah anak.
  1. Kelewat mengasingkan, sehingga kita tidak sudi melihat potensi –atau masalah sebenarnya dari siswa tersebut.
  2. Mengemukakan apa adanya secara langsung, bahwa dia “show-off” (suka pamer).
  3. Berkata kasar, membenci, atau menghina siswa.
  4. Membiarkan atau mengumbar perilakunya.
  5. Menganggap bahwa siswa ini bisa memotivasi siswa yang lain.
  6. Memanfaatkan siswa tersebut sebagai contoh buruk.

Terima kasih telah membaca artikel ini.
Jangan lupa menuliskan komentar Anda!

Tidak ada komentar: