Riset terbaru mengenai penyebab gangguan aneh ini
difokuskan pada masalah gen yang mengontrol
perkembangan otak
Patricia M. Rodier
difokuskan pada masalah gen yang mengontrol
perkembangan otak
Patricia M. Rodier
Autism masih merupakan suatu hal yang memukau para ilmuwan selama lebih dari setengah abad. Kompleks perilakunya meliputi simptom-simptom beragam, yang kebanyakan muncul sebelum anak menginjak usia tiga tahun. Anak autism tidak dapat menginterpretasikan ke-adaan emosi orang lain, memahami suasana tegang atau marah, sedih atau perasaan men-dalam lainnya. Kemampuan berbahasanya amat terbatas, sehingga mereka sering mengalami kesulitan untuk memulai percakapan. Mereka juga sering manampakkan keasyikannya mela-kukan suatu kegiatan atau objek tertentu, maupun melakukan isyarat yang itu-itu saja.
Pola perilaku seperti itu akan menguras tenaganya. Bagaimana kiranya Anda dapat memasukkan anak tersebut ke dalam kelas apabila Anda tidak dapat mencegahnya agar tidak membentur-benturkan kepalanya ke meja? Bagaimana ia mau bergaul dengan Anda apabila Anda tak mengerti apa yang diinginkannya? Bila anak autism itu juga mengalami MR –seba-gaimana kebanyakan di antaranya– diperkirakan kondisinya akan kian buruk. Terapi perilaku (behavior therapy) akan dapat memperbaiki kondisi sebagian di antara mereka, tetapi mustahil terapi itu dapat membebaskan mereka dari seluruh simptom autistiknya, biarpun mereka memiliki IQ normal.