Selasa, 27 Januari 2009

SD PANTARA: Solusi bagi Anak Cerdas yang Sulit Belajar


[Dikutip dari Majalah Dharma Pertiwi Edisi 81: Januari 2008]


Ada banyak anak cerdas, namun mereke tidak dapat memperlihatkan kecerdasannya karena mengalami kesulitan pada saat belajar. Mereka dikenal sebagai anak-anak disleksia (kesulitan membaca), disgrafia (kesulitan menulis), disfasia (kesulitan memahami bahasa), dan ADHD (hiperaktif). Semua itu ‘hanya’ disebabkan oleh ketidakmampuan si anak dalam mengendalikan emosinya.

Adalah Ibu Karlinah Wirahadikusumah—mantan Ibu Wakil Prsiden—yang merasa turut bertanggung jawab dalam mencetak generasi penerus, apapun keadaan mereka. Dengan dasar itu, pada tahun 1986 beliau mendirikan Yayasan Pantara yang mengelola Sekolah Dasar Pantara, sekolah khusus bagi anak-anak dengan kesulitan belajar spesifik. letaknya di Jalan Senopati 72 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.


Saat ini jumlah murid yang terdaftar di SD Pantara terdiri dari dua orang di kelas 1, tiga orang di kelas 2, lima orang di kelas tiga, tujuh belas orang di kelas empat, dan sepuluh orang di kelas 6. Siswa-siswa itu dibimibing oleh 25 orang guru. Anak-anak yang bersekolah di SD Pantara adalah anak-anak dengan IQ rata-rata atau di atas rata-rata. Namun mereka memiliki gangguan kesulitan belajar. Menurut Ibu Karlina, sampai saat ini SD Pantara masih merupakan satu-satunya SD yang secara khusus menangani anak-anak dengan kesulitan belajar spesifik.

Dharma Pertiwi sebagai komponen bangsa, pada tanggal 7 September 2007 menyerahkan sumbangan berupa dua buah kontainer. Kontainer tersebut oleh Yayasan Pantara dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi ruang kelas dan dapat diredesain sesuai kebutuhan.

Ibu Ratna Djoko Suyanto dalam kata sambutannya mengatakan sangat terharu sekaligus bangga atas apa yang dikerjakan Ibu Karlina beserta jajarannya di Yayasan Pantara. Ibu Ratna berharap akan semakin banyak orangtua yang peduli terhadap anak dengan kelainan khusus seperti yang ditangani oleh SD Pantara tersebut. Dengan demikian, diharapkan penanganan anak dengan kelainan khusus tersebut dapat dilakukan sejak dini dan hasilnya pun menjadi lebih maksimal.

Pada kata sambutannya, Ibu Karlina, ganti terharu atas perhatian Dharma Pertiwi terhadap murid-murid di SD Pantara. Beliau mohon disampaikan rasa terimakasih kepada Bapak Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto. Ke depan, Ibu Karlina merencanakan pengembangan program pendidikan bagi anak-anak prasekolah, usia 3-5 tahun. Program bernama Pusat Intervensi Dini (yang ruangnya memanfaatkan dua kontainer sumbangan Dharma Pertiwi itu) diharapkan dapat menanggulangi secara dini anak-anak dengan resiko kesulitan belajar spesifik. Semoga.

5 komentar:

Sudirman Ansyu mengatakan...

mau tanya pak, perilaku ADHD apa ada pada anak cacat mental,,

Anonim mengatakan...

Numpang tanya.. apakah SD Pantara masih ada..? Beberapa minggu terakhir ini saya mencoba mencarinya di Jl. Senopati 72 seperti alamat yang tertulis di situs resminya.. tapi kok tidak ketemu..? Bisa bantu..?

Untung S. Drazat mengatakan...

Mba/Mas Anonim: SD Pantara masih ada kok, cuma pindah lokasi. Sekarang berlokasi di Jl. Tebet Barat Dalam VI No.39-41. Bersatu gedung dengan sebuah STIE.

Atau bisa hubungi lebih dulu nomor 021-83700683. Mudah2an bisa ketemu...

Untung S. Drazat mengatakan...

Mas Sudirman Ansyu, mohon maaf baru sempat dibalas...

Kmungkinan perilaku ADHD pada anak Down's Syndrome mungkin saja. Pada dasarnya dua "kecatatan" bisa saja terjadi sekaligus.

Tentu saja, untuk mendapat informasi yg lebih akurat, diperlukan asesmen dan pemeriksaan oleh profesional (misa;nya psikolog, psikiaater)

Unknown mengatakan...

Hallo.. Saya mau tanya apakah ada guru les yg bisa dipanggil ke rmh untuj anak disleksia? Selain harus ke sd pantara ini? Terima kasih